asam1 basa 1 asam 2 basa 2 Hubungan Teori Bronsted-Lowry dengan Teori Arrhenius Teori asam-basa Bronsted-Lowry tidaklah bertentangan dengan teori asam-basa Arrhenius, justru lebih melengkapi. Ion hidroksida tetap bertindak sebagai basa, karena mampu menerima ion hidrogen dari asam dan juga dari air. Asam menghasilkan ion hidrogen
TeoriAsam Basa - Basa merupakan sebuah zat yang bertindak sebagai asam dan menghasilkan senyawa yang disebut garam.Padahal itu termasuk kedalam zat yang bisa menetralkan asam. Asam didefinisikan untuk zat yang berdisosiasi ketika larut dalam air dan menghasilkan kation hidrogen (H+), sedangkan basa didefinisikan untuk zat yang berdisosiasi ketika larut dalam air dan anion hidroksida (OH)-).
3) BF3 + NH3 -> NH3BF3 BF3 menerima pasangan elektron bebas dari NH3, sehingga NH3 merupakan basa Lewis karena bertindak sebagai donor pasangan elektron, dan BF3 adalah asam Lewis karena bertindak sebagai aseptor pasangan elektron. Jadi, urutan yang paling tepat sesuai teori asam basa Arhenius, Bronsted Lowry dan Lewis berturut-turut adalah (1
TeoriAsam Basa Bronsted-Lowry. Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 mengembangkan teori Arrhenius dengan nama teori asam basa Bronsted-Lowry. Dalam teorinya, Bronsted dan Lowry menjawab kekuranngan yang ada dalam teori Arrhenius yang tidak dapat menyimpulkan senyawa asam basa yang reaksinya tidak membentuk larutan.
Konsentrasilarutan HCl yang diperoleh dengan mencampurkan 150 mL HCl0,2 M dengan 100 mL HCl adalah . answer choices . 0,3 M. 0,2. 0,1. CN - + H2O .> HCN + OH - CN- berlaku sebagai basa, sesuai dengan teori . answer choices . Arrhenius. Bronsted-Lowry. Lewis. Bronsted-Lowry dan Lewis. Tags: Question 8 . SURVEY .
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Berikut ini pembahasan 20 butir soal pilihan ganda pokok bahasan di Kimia Kelas-11 Larutan Asam dan Basa. Sumber soal Buku Sekolah Elektronik BSE Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI oleh Budi Utami dkk, diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas 2009 pada halaman 174-177. Untuk pembahasan soal bentuk uraian sebanyak 10 soal sila klik di sini. Soal-1. Di antara pernyataan berikut, yang kurang tepat tentang asam adalah ..... A. mempunyai rasa asam B. tergolong elektrolit kuat C. korosif D. dapat menetralkan basa E. mempunyai pH lebih kecil dari 7 Soal-2. Di antara kelompok asam berikut, yang bervalensi dua adalah ..... A. asam nitrat, asam cuka, dan asam fosfat B. asam sulfit, asam karbonat, dan asam asetat C. asam nitrat, asam klorida, dan asam sulfat D. asam sulfat, asam sulfida, dan asam karbonat E. asam sulfat, asam fosfat, dan asam nitrat Soal-3. Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan yang pH-nya = 3 – log 2 adalah ..... A. 2 × 10–2 M B. 3 × 10–3 M C. 2 × 10–3M D. 0,0001 M E. 0,003 M Soal-4. Hasil percobaan warna lakmus dalam larutan sebagai berikut. Berdasarkan data di atas, maka larutan yang bersifat asam adalah ..... A. 3, 5, dan 6 B. 3, 4, dan 6 C. 2, 4, dan 6 D. 1, 3, dan 6 E. 1, 2, dan 6 Soal-5. Jika pH larutan 0,01 M suatu asam lemah HA adalah 3,5, maka tetapan asam Ka adalah ..... A. 1 × 10–3 B. 2 × 10–3 C. 1 × 10–5 D. 1 × 10–7 E. 1 × 10–8 Soal-6. Jika 10 mL larutan NaOH 0,1 M diencerkan sampai volume mL, maka pH larutan yang terjadi adalah ..... A. turun 2 B. naik 2 C. turun 1 D. naik 1 E. tetap Soal-7. Besarnya pH larutan 0,74 gram CaOH2 Ar Ca = 40, O = 16, dan H = 1 dalam 500 mL larutan adalah ..... A. 2 – log 4 B. 2 + log 4 C. 11 + log 4 D. 12 – log 4 E. 12 + log 4 Soal-8. pH larutan asam etanoat 0,2 M Ka = 2 × 10–5 adalah ..... A. 3 – log 2 B. 1 – log 2 C. 4 – log 4 D. 2 – log 2 E. 5 – log 2 Soal-9. Jika larutan asam asetat mempunyai pH = 3 dan Ka = 10–5 Mr = 60, maka jumlah asam asetat dalam 1 liter larutan asam asetat sebesar ..... A. 0,6 gram B. 0,3 gram C. 6 gram D. 3 gram E. 60 gram Soal-10. Suatu larutan harga pH-nya sebesar 1. Massa NaOH Mr = 40 yang harus ditambahkan pada satu liter larutan agar pH-nya naik menjadi 3 penambahan volume diabaikan adalah .... A. 0,04 gram B. 0,40 gram C. 3,96 gram D. 4,0 gram E. 7,96 gram Soal-11. Harga pH suatu larutan adalah x. Bila larutan tersebut diencerkan hingga volumenya kali volume semula, maka pH larutan menjadi 6. Besarnya x adalah ..... A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5 Jawaban yang tepat C. Soal-12. Istilah penetralan ada kaitannya dengan ..... A. reaksi antara asam dengan basa B. penggunaan pipet untuk menambahkan asam atau basa ke dalam suatu wadah C. reaksi antara ion hidrogen dengan air D. pengambilan zat terlarut dari suatu larutan E. reaksi antara ion hidrogen dengan ion hidroksida Soal-13. Pada reaksi HCl + H2O ⇌ H3O+ + Cl–, pasangan yang merupakan asam adalah ..... A. HCl dan Cl– B. H2O dan H3O+ C. HCl dan H3O+ D. H3O+ dan Cl– E. H2O dan Cl– Soal-14. Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, H2O akan bersifat ..... A. asam terhadap NH3 B. asam terhadap HCl C. asam terhadap CH3COOH D. basa terhadap NH3 E. asam terhadap H2S Soal-15. Konsentrasi larutan HCl yang diperoleh dengan mencampurkan 150 mL HCl 0,2 M dengan 100 mL HCl 0,3 M adalah ..... A. 0,2 M B. 0,24 M C. 0,30 M D. 0,5 M E. 0,60 M Soal-16. Sebanyak 40 mL larutan CH3COOH tepat bereaksi dengan 20 mL larutan NaOH 0,15 M. Konsentrasi larutan CH3COOH itu adalah ..... A. 0,075 M B. 0,05 M C. 0,4 M D. 0,45 M E. 0,75 M Soal-17. Pada penetapan kadar larutan CH3COOH dengan larutan NaOH sebaiknya menggunakan indikator ..... A. fenolftalein trayek pH 8,3 – 10,0 B. metil merah trayek pH 4,2 – 6,3 C. alizarin kuning trayek pH 10,1–12,0 D. metil oranye trayek pH 2,9 – 4,0 E. fenolftalein atau metil merah Soal-18. Satu gram masing-masing logam berikut dilarutkan dalam asam sulfat encer. Logam yang menghasilkan gas hidrogen terbanyak adalah ..... A. Al Ar = 27 B. Zn Ar = 65 C. Mg Ar = 24 D. Na Ar = 23 E. Fe Ar = 56 Soal-19. Di antara spesi berikut, yang tidak mungkin berlaku sebagai asam Bronsted-Lowryadalah ..... A. NH4+ B. H2O C. HCO3– D. CO32– E. H2CO3 Soal-20. Dalam persamaan reaksi CN– + H2O → HCN + OH– CN– berlaku sebagai basa, sesuai dengan teori ..... A. Arrhenius B. Bronsted-Lowry C. Lewis D. Bronsted-Lowry dan Lewis E. Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis KSJSS.
Teori asam–basa keras dan lunak, dikenal juga sebagai konsep asam-basa Pearson, digunakan dalam kimia untuk menjelaskan stabilitas senyawa, mekanisme dan jalur reaksi. Ini menetapkan istilah 'keras' atau 'lunak', dan 'asam' atau 'basa' untuk spesies kimia. 'Keras' berlaku untuk spesies yang kecil, memiliki kondisi muatan tinggi kriteria muatan terutama berlaku untuk asam, pada tingkat yang lebih rendah pada basa, dan terpolarisasi lemah. 'Lunak' berlaku untuk spesies yang besar, memiliki kondisi muatan rendah dan sangat mudah terpolarisasi.[1] Konsep ini adalah cara menerapkan gagasan tumpangsuh orbital pada kasus kimia tertentu.[2] Teori ini digunakan dalam konteks di mana deskripsi kualitatif, bukan kuantitatif, akan membantu dalam memahami faktor-faktor dominan yang mendorong sifat dan reaksi kimia. Ini terutama terjadi dalam kimia logam transisi, di mana banyak percobaan telah dilakukan untuk menentukan urutan relatif ligan dan ion logam transisi dalam hal kekerasan dan kelembutannya. Teori asam–basa keras dan lunak juga berguna dalam memprediksi produk dari reaksi metatesis. Pada tahun 2005 ditunjukkan bahwa bahkan sensitivitas dan kinerja bahan peledak dapat dijelaskan berdasarkan teori asam–basa keras dan lunak.[3] Ralph Pearson memperkenalkan prinsip asam–basa keras dan lunak pada awal 1960-an[4][5][6] sebagai upaya untuk menyatukan kimia reaksi anorganik dan organik.[7]
cn berlaku sebagai basa sesuai dengan teori