KisahBule-bule Nelangsa di Indonesia:Dari Ongkos Habis hingga Jadi Gelandangan Ciri-Ciri Film Indonesia Saat Ini, Kreatif Atau Miskin Ide? Intinya ane kaga nonton film lokal. bukan karena ngga cinta produk dalam negeri, tapi emang jelek mau dibilang apa :wakaka. Membalas post thatwasfun ⢠02-03-2018 11:50.
Cirikhusus yang dimiliki saloka, [1] di antaranya adalah: memiliki arti kiasan bersifat tetap mengandung ungkapan pengandaian ( ngemu surasa pepindhan ), adapun yang diandaikan adalah orang tersebut dengan diperumpamakan sebagai hewan ataupun barang Paribasan, bebasan, dan saloka [ sunting | sunting sumber]
164| PGSD -B.Indonesia Sastra anak-anak menempatkan anak-anak sebagai fokusnya. Ada yang mengartikan bahwa, sastra anak-anak itu adalah semua buku yang dibaca dan
Kitasudah mendapatkan ciri-ciri pelaku. Sudah diketahui motor yang digunakan," kata AKP Domingos Ximenes di Mapolsek Sukun Polresta Malang Kota, Kamis (2/8). Bule Cantik Mantap Nikahi WNI Berprofesi Kuli Bangunan, 'Miskin Tapi Kerja Keras' Bikin Haru,Perjuangan Ayah Bertaruh Nyawa Perbaiki Jembatan Agar Anak Bisa Beli Beras. Nenek Ini
Jikaia belum siap untuk berhubungan seksual, hal ini dapat membuat ia tidak tertarik. 4. Coba untuk menjaga percakapan tetap ringan. Membicarakan seks tidak harus selalu serius. Namun, Anda juga harus serius jika membicarakan hal yang serius, seperti pengalaman seksual yang negatif atau IMS (infeksi menular seksual).
Dį»ch VỄ Hį» Trợ Vay Tiį»n Nhanh 1s. Ada beberapa cirri-ciri kemiskinan. Sebagaimana pengertian kemiskinan yang beragam, seperti dikemukakan pada uraian terdahulu, maka penentuan ciri-ciri kemiskinan pun beragam pula, antara lain, Asnawi 1994 mengemukakan ciri-ciri keluarga miskin dapat dilihat dari pendapatan perkapita keluarga berada dibawah garis kemiskinan, kurang gizi, kesehatan yang kurang baik, tingkat kematian bayi tinggi, pendidikan anak masih rendah, kualitas perumahan belum memenuhi syarat minimum dan pengeluaran konsumsi pangan yang utama masih belum mencukupi. Sedangkan BPS 1999, mengemukakan ciri-ciri rumah tangga miskin adalah sebagian besar rumah tangga miskin hanya mempunyai satu orang pekerja, sebagian besar tempat tinggal rumah tangga miskin belum memenuhi persyaratan kesehatan yang ada, sebagian besar memiliki lahan pertanian relatif kecil, tingkat pendidikan kepala rumah tangga sebagian besar masih rendah,rata-rata jam kerja masih rendah jika dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin, status pekerjaan 70% adalah petani. Ciri-ciri kemiskinan yang ada berbeda antar wilayah, perbedaan ini terkait dengan kemiskinan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kelembagaan setempat. Oleh karena itu penanggulangan kemiskinan akan lebih efektif kalau dikaitkan dengan prinsip desentralisasi dalam upaya meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Karena sebab dan ciri kemiskinan tidak sama antar satu daerah dengan daerah lainnya maka dalam usaha penanggulangan kemiskinan kemiskinan perlu digali lebih dahulu untuk mengetahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab kemiskinan didaerah tersebut. Berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan tersebut sejumlah program selama ini telah dilakukan pemerintah terutama didasari oleh prospektif ekonomi masyarakat setempat. Masalah kemiskinan, tentu saja tidak dapat dilepaskan dari penyebab kemiskinan tersebut atau dengan kata lain harus mencari akar dan sumber kemiskinan itu sendiri. Sebenarnya untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah sangat kompleks, karena kondisi antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda. Oleh karena itu faktorfaktor penyebab dari kemiskinan adalah berbeda antara daerah satu dengan lainnya seperti yang dikemukakan terdahulu, meskipun prinsip dasarnya adalah sama. Ada beberapa faktor penyebab kemiskinan yang masing-masing atau bersama-sama dampaknya sangat menentukan
Note Makasih udah maen ke blog aku yang ini. Blog ini udah gak dipake/ diupdate lagi. Untuk tulisan-tulisan terbaru aku tentang kehidupan di Bali, kerja online dan review produk, check di blog baru aku ya š Bali sebagai destinasi wisata internasional memang mengundang banyak wisatawan internasional yang biasa disebut ābuleā dalam bahasa Indonesia walau pun kadang kata buleā lebih sering dikaitkan dengan ras kaukasoid. Bule-bule ini banyak yang udah tinggal cukup lama di Bali atau yang tamu rutin setiap tahun. Banyak alasan mereka datang ke Bali, Bali sendiri memiliki keunikan vibeā yang berbeda-beda di setiap daerahnya sehingga tipe-tipe orang yang kita temukan di Canggu akan berbeda dengan yang di Ubud, begitu juga Kuta dan Sanur dll. Walau pun sering dianggap superior oleh bangsa kita sendiri, padahal bule itu sama aja dengan kita karena mereka juga sama-sama manusia, yang baik ya baik, yang jahat ya jahat. Ada yang pinter, ada yang setengah dan ada yang otak kuah kacangā juga. Pengalaman gua tinggal di Bali membuat gw bisa mengkategorikan bule-bule itu menjadi beberapa tipe **disusun random Bule Ordinary Tourist Bule yang ini hanya wisatawan biasa, tujuannya hanya berlibur dalam waktu relatif singkat, gak ada tujuan lain misal mencari jati diri, atau investasi. Biasanya sama pasangan atau sama keluarga. Mereka gak sibuk-sibuk cari penginapan atau transportasi yang murah karena mereka cuma mau nyaman, dan mereka juga gak seberapa make time to know the locals karena mereka cuma akan disana sebentar saja. Dari cara jalannya pun mereka berbeda, karena biasanya lebih lambat karena mereka melihat-lihat sekitar dan untuk shopping souvenirs. Mereka biasanya ada di tempat-tempat wisata yang mainstream seperti Pantai Kuta, Tegalalang di Ubud etc. 2. Bule Party-Mode Nah ini dia bule yang tujuannya mabok dan party doank dan sex, mereka melihat Bali hanya sebagai Vegas-tanpa-cassino murah muriah. Kebanyakan berasal dari Australia, karena paling dekat dengan Indonesia, usianya kebanyakan masih dedek-dedek bule yang kerjaan di negaranya sebenernya masih entry-level, misal waiter, penjaga toko dll, tapi karena konversi dolar ke rupiah, mereka jadi bisa seneng-seneng dengan murah yang belum tentu di negaranya mereka bisa. Gak cuma dedek-dedek ababil, ada juga yang usia dewasa yang lagi mengalami puber kedua atau gak berhenti puber kali ya, hehe. Destinasinya cuma night clubs and bars di daerah Seminyak. Looking for drinks, dance, drugs, and hookups. Boring buat gua mah. Bule begini nih yang sasarannya para prostitutes dan one-night-standers. Mereka gak mencari cinta, jadi kalo ketemu di Tinder dengan bule yang stay di daerah Seminyak, jangan berharap lebih, ya! Hehe. 3. Bule Kismin Bule Backpacker, Bule Kehabisan Duit karena Gak Mau Pulang Bule miskin atau PaHe Paket Hemat ada yang karena emang tujuannya backpacker dan ada juga yang karena keasikan tinggal di Bali tapi gak mau pulang-pulang, jadi lama-lama duitnya abis dongs. Kalo bule backpacker, kisminnya masih terhormat menurut gw sih ya.. siapa tau mereka cuma mau bikin record perjalanan termurah aja, bukan berarti mereka kere. Mereka berjiwa adventurous, berbaur dengan lokal, makan-makanan lokal, dan seringnya ke tempat-tempat anti-mainstream, kayak pantai dan air terjun yang masih belum terjamah gitu. Tujuannya wisatanya lebih ke berpetualang dan mengenal kultur negara lain, walau pun kere, mereka ini punya charmā tersendiri, yah pesonanya anak Mapala gitu deh, hehe⦠Sedangkan kategori bule kismin yang satunya lagi lebih mengarah ke gembel. Yang begini lebih baik dijauhin, mereka mengerti cara memanfaatkan kebaikan orang lokal dan kadang mau numpang hidup via couchsurfing dalam waktu yang relatively lama hitungan bulan dan selalu cari masalah kalo diminta pindah. 4. Bule Eat, Pray, Love Syndrome Ini adalah kategori bule mencari cinta. Kesuksesan novel Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert berdampak magis membuat para hopeless romantic ini datang ke Bali dengan tujuan mencari cinta atau mencari inspirasi, biar kayak si penulis gitu ya⦠Jiwa-jiwa yang insecured dan sedang mencoba membangun optimisme dan berharap menemukan sesuatu di Bali, kebanyakan sih berjiwa penulis gitu. Paling banyak ditemukan di daerah Ubud karena si Elizabeth Gilbert perginya ke Ubud sambil memegang pena dan notebook di meja-meja cafe, layaknya orang menunggu ditendang inspirasi. Tapi believe it or not, karena banyaknya penulis yang tinggal di Ubud, Ubud bisa dijadikan tempat yang baik bagi para penulis ini untuk networking atau belajar dari penulis senior juga! 5. Bule Hippie Bule Hippie adalah salah satu tipe manusia yang sering ditemukan di Ubud, mereka kadang terlalu sok spiritual gitu sampe-sampe kalo mereka ngomong, kita jadi bingung mereka ini lagi ngomong apa ngelantur mabok. Mungkin niatnya terdengar bijak tingkat dewa, tapi malah jadi kebanyakan bullshit kadangan, haha. Seringnya mereka melakukan yoga, tapi gak cuma yoga olahraga fisik, lebih ke spiritualitas. Yang spiritual tapi masih normal juga banyak kok, bedanya kalo udah level hippie ini, udah di luar normal. Mereka gak begitu peduli dengan penampilan, terlihat seperti gembel, hobi nyeker dan kadang-kadang bau badan entah dengan alasan spiritual macam apa. 6. Bule Pensiunan Oma dan opa bule yang sudah pensiun dan mau menjalani masa-masa pensiunnya dengan senang-senang ke tempat-tempat eksotis di negara berkembang seperti Bali biasanya berlokasi di Sanur. Kenapa Sanur?? Karena Sanur adalah Seminyak zaman dulu, dulu Sanur adalah tempat party dan hectic, namun sekarang sudah berpindah ke Seminyak jadi Sanur lebih adem buat para elderly ini. Makanya kalo ke Sanur banyaknya bule-bule yang udah tua yang mencari ketenangan atau bule-bule yang berwisata dengan keluarga karena mungkin Kuta dinilai kurang aman buat keluarga ya iyalah ya, kalo lakinya digodain hookers gimana coba, hehe. Mereka gak peduli dengan yoga di Ubud atau dugem di Seminyak. 7. Bule Yoga Melulu Bule Yoga berbeda dengan bule hippie, bule yoga gak segila bule hippie. Tujuan mereka memang untuk memperdalam yoga atau sedang mengambil teacher training, jadi kerjanya yoga melulu, sehari bisa ambil 3-4 kelas, gila gak itu! Bule Yoga kebanyakan di Ubud, tapi gak menutup kemungkinan di Canggu karena dengan di Canggu juga banyak studio yoga yang oke dan karena Bule Yoga lebih fleksibel dan fun orangnya ketimbang Bule Hippie, Canggu terlalu berisikā mungkin buat bule Hippie. 8. Bule Senior Bule Senior maksudnya bukan bule gaek, tapi bule yang udah lama tinggal di Indonesia, baik tahunan atau sudah menikah dengan orang Indonesia. Bule tipe ini sudah lebih mengerti tentang Indonesia, bisa berbahasa Indonesia dari yang sedikit sampai yang lancar dan tau seluk-beluk jalan di Bali. Karena bule ini udah terbiasa dengan beberapa kekurangan sifat orang Indonesia misal ngaret, mereka jadi lebih toleran, atau malah mereka jadi ikutan ngaret. Ada yang bilang, saking santainya hidup di Bali, bule aja bisa ngaret! 9. Bule Surfer Bule Surfer menduduki peringkat bule paling seksi menurut Madame Citra Ayu Wardani, hahaha. Mereka dengan kulit terpapar mataharinya dan hobi maen-maen sama ombak, kalo keluar ngegotong papan surfer sambil topless, dan karena olahraga surfing, dadanya biasanya keren dan memanggilā gitu dehāmemanggil buat ditatap. Surfer juga biasanya orangnya asik dan easy-going, gak cuma surfer cowok, tapi juga cewek. Ada yang sudah bekerja sebagai instruktur surfing baik dengan legal dan illegal, hehe. Bule Surfer banyak ditemukan di daerah pantai, seperti Canggu, Uluwatu etc. 10. Bule Start-up/ Digital Nomad Bali gak cuma sebagai tempat wisata, tapi juga sebagai tempat kerja impian para digital nomads yang banyak berkembang di generasi millenial. Bali bisa dibilang salah satu pusat start-up di Indonesia, didukung dengan adanya coworking space Dojo dan Hubud yang masuk dalam nominasi coworking space terbaik dan community-oriented di dunia. Thankās to YouTube yang semakin mengiklankan Bali sebagai lokasi idaman bagi para digital nomads. Banyak yang menemukan rekan kerja atau dapat kerjaan juga di Bali karena berkumpul di pusat digital nomads ini, pekerjaannya juga menarik-menarik dari content creator, programmer, marketer, designer, trader, dropshipper dll. Tujuan mereka datang ke Bali yang paling utama adalah mencapai digital nomad lifestyle, so mereka bukan yang tipe mencari cinta, spiritual etc. Mereka punya goals dan semangat untuk maju yang kuat tapi juga tetap bisa diajak asik, karena sehabis kerja mereka nyantai ke pantai, tapi kalo lagi kerja ya serius banget. Ini tipe bule yang paling gw suka untuk gw deketin, karena semangat, kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya yang bagi gw menginspirasi. Gua jadi belajar dari mereka ternyata cara nyari duit yang anti-mainstream dan fun itu banyak asal mau kerja keras. Gaya mereka emang santai tipikal gaya anak startup lah ya⦠tapi duitnya oke punya. Namun karena mereka freelancers atau entrepreneur, mereka bukan tipe bule hura-hura, mereka saving money for what might happen in the future. Bule StartUp bisa ditemukan di daerah Canggu dan Hubud karena dua tempat ini punya coworking yang paling keren dan paling banyak diminati. Paling keren kalo udah programmer terus juga surfer, adududuhhhh⦠udah lah bang, pasang harga aja, Adek beli! Hahah! Mereka biasanya tinggal di Bali untuk durasi yang semi-permanent, hitungan bulan sampai tahunan, yah namanya juga nomads, jadi pindah-pindah. 11. Bule Money-Minded Bule Money-Minded berbeda dengan Bule StartUp, bule ini hanya melihat Bali sebagai ladang investasi. Di otaknya cuma beli tanah atau beli properti, mereka menuntut gimana caranya biar bisa cepat dan mudah beli tanah di Indonesia tapi mereka gak peduli untuk membantu membangun Bali. Mereka cuma bisa complain dan berfikiran buruk tentang orang lokalāwalau pun emang sih banyak kasusnya orang lokal yang menipu bule dan bawa lari kepemilikan tanah/ properti karena orang asing hanya bisa beli Hak Pakai untuk 50 tahun unless memakai nama orang Indonesia. Gak sedikit dari mereka yang nikahin lokal hanya untuk bisnis, kadang yang orang lokalnya gak bisa bahasa Inggris sama sekali. Bukannya gw mau ngejudge ya, tapi gw gak ngerti gimana caranya bisa sayang kalo komunikasi aja gak nyambung, bukan dari masalah bahasa tapi juga dari topik pembahasan. Bule Money-Minded ini gak peduli untuk berbaur dengan orang lokal kalau gak ada untungnya. Bule ini, ketika mereka memiliki bisnis di Bali, hanya perduli dengan harga tenaga kerja murah. Ini tipe bule yang gua gak suka, pernah di beberapa seminar ketika mereka complain ini-itu tentang Indonesia, gw debat abis. āLo mau enaknya doank, lo dateng ke Indonesia enggak bayar visa, enggak harus tes kefasihan bahasa Indonesia, mana konversi dolar ke rupiah pula. Nah orang gua, mau bikin negara lo untung aja harus bayar berjuta-juta dulu buat tes bahasa doang. Do we complain? Kagak. Nah sampeyan segala enak, cuma ngikutin peraturan aja gak mau. Lo mau berurusan sama orang Indonesia, tapi buat belajar bahasa orang aja lo gak mau, ya itu sih namanya minta ditipu, Bro/ Mbakāe!ā Mereka complain peraturan negara kita susah, woy gak ngaca apa gw ngurus visa buat masuk negara dia liburan aja susahnya minta ampun. Nah kan, jadi esmosi ini gw. Huhah!! 12. Bule Influencer Karena keeksotisan dan ketenaran Bali, maka banyak travel vloggers atau seleb Instagram dari beberapa negara yang memasukkan Bali ke daftar wajib mereka. Kita mungkin gak kenal mereka, tapi ternyata di negara mereka sendiri mereka mempunya following yang cukup banyak, paling banyak nangkring di daerah Canggu, Seminyak dan Uluwatu. Beberapa yang pernah gw ketemuin langsung adalah Lost Le Blanc, Laura Reid dan alm. Ryker Gambler. Tapi saat itu gw gak tau mereka siapa dan kalau mereka ternyata YouTuber. Kadang tipe bule ini agak annoying sih, bukan tipe bule doank dink, maksud gw tipe manusia jenis ini in general kayaknya emang gak asik di dunia nyata, terlalu self-centered, hehe. 13. Bule Mafia dan Illegal Bule jenis ini biasanya ngejalanin bisnis dengan cara suap dan bohong, misalnya bekerja atau memperkerjakan sesama bule dengan visa turis di Indonesia tanpa work permit etc. Hampir mirip dengan Bule Money-Minded, namun Bule Mafia/ Illegal juga termasuk orang dengan criminal record di negaranya, misal child predators dan juga orang-orang yang visanya udah habis tapi males ngurus sehingga keberadaan mereka di Indonesia jadi illegal. Gak bisa disalahin merekanya doank juga karena justru negara kita yang kenapa bisa memperbolehkan orang-orang dengan criminal record masuk dengan mudah. 14. Bule Seniman Bali banyak mengundang hati para seniman dari berbagai negara, dari musisi, penulis, dan pelukis. Beberapa di antaranya memilih menetap dan menikah dengan orang Indonesia dan membuat museum karya-karya mereka, salah satu contohnya alm. Antonio Blanco yang memiliki museum di Ubud. Kebanyakan seniman ini tinggal di daerah Ubud. 15. Bule Heroes Bule Heroes adalah para bule yang memiliki sifat terpuji dan patut dicontoh. Mereka bener-bener cinta dengan Bali dan Indonesia sehingga mereka banyak membantu lewat charity dan membangun organisasi relawan, dari relawan membantu anak-anak jalanan, binatang terlantar, bersihin pantai, edukasi, dll. Karena jasanya bagi masyarakat setempat, gak sedikit dari mereka yang diberikan gelar adat dari masyarakat Bali. 16. Bule Asia Bule Asia adalah bule dari negara-negara Asia yang kurang lebih bentuk fisiknya mirip sama kita, kebanyakan berasal dari Thailand, Jepang dan Filipina. Makanya kalau gw lagi jalan-jalan di Bali sendiri, orang lokal selalu mencoba berbahasa Inggris sama gw karena gw disangkanya wisatawan asing. 17. Bule Setengah Bule Ini adalah bule blasteran dari pernikahan campuran orang Indonesia dengan Bule. Hasil produk blasteran ini emang beda pula pesonanya. Mereka fasih berbahasa Inggris dan Indonesia ketimbang orang tuanya. 18. Bule TKA Bule ini adalah tenaga kerja asing di Indonesia, mereka bekerja di pulau lain di Indonesia, contohnya pilot-pilot bule yang kerja di daerah-daerah atau yang kerja di perusahaan asing di kota besar lain. Biasanya mereka ke Bali karena kangen dengan western environment, ya maklum lah kita juga kalo tinggal di negara orang juga pasti bakal kangen dengan suasana Asia. ** Penasaran dengan kehidupan di Bali?? Baca tulisan-tulisan aku tentang tinggal di Bali disini!
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_258042" align="aligncenter" width="300" caption="Bule juga banyak yang miskin"][/caption] -Penulis menulis artikel ini tanpa bermaksud untuk menyinggung suatu pihak maupun, penulis hanya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca lainnya. Orang bule selalu menjadi sorotan ketika mereka datang ke Indonesia, terutama bila mereka berada di daerah-daerah atau kota-kota kecil di Indonesia yang jarang di kunjungi orang asing. Mereka sangat identik dengan turis, yang artinya menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wisatawan yang berasal dari luar negeri. Wisatawan dari luar negeri memang identik dengan banyak uang, karena mereka, khususnya yang berasal dari Eropa barat, mengeluarkan banyak uang ketika mereka berlibur di negara lain, terutama kalau mereka menghabiskan liburan di negara-negara dunia ke tiga yang nilai mata uangnya jauh lebih rendah dari mata uang mereka Euro, Dollar, dll.. Bule memang biasanya diidentifikasi dengan penampakan fisiknya yang berkulit putih, berhitung mancung, bertinggi badan rata-rata lebih tinggi dan berambut pirang, dengan kata singkat bule adalah ras manusia berkulit putih orang Eropa atau caucasian. Jadi, tanpa bermaksud rasis, orang dari Afrika yang berkulit hitam ataupun orang Eropa selatan seperti orang Italia, Portugal ataupun Spanyol yang banyak berkulit agak gelap mestinya tidak bisa dibilang bule, namun karena mereka berasal dari luar negeri, biasanya mereka mendapat julukan bule dari orang Indonesia. Bukan hanya mereka saja yang dijuluki bule, orang yang berasal dari Amerika selatan atau latin pun biasanya mendapat julukan bule. Media informasi dan hiburan seperti televisi memang juga berperan dalam penyebaran prasangka atau klise, bahwa bule selalu kaya dan banyak uang. Padahal dalam kenyataanya bule juga seperti halnya manusia di Indonesia, mereka ada yang kaya dan banyak pula yang miskin, bahkan lebih miskin dari orang Indonesia. Berdasarkan pengamatan penulis, di Jerman bule-bule miskin yang kebanyakan tidak mempunyai pekerjaan atau penggangguran, bergaya hidup mewah apabila diukur dari standart hidup Indonesia. Mereka mendapatkan uang bantuan dari pemerintah Jerman untuk biaya hidup sehari-hari, namun jumlahnya sangat minim sekali. Uang tersebut hanya cukup untuk membeli makanan sehari-hari, selain itu pemerintah Jerman juga membayar biaya sewa tempat tinggal ataupun apartemen mereka. Jumlah uang yang mereka terima perbulan rata-rata sekitar 400 Euro = Rp. 4,8 juta. Memang uang itu bagi orang yang hidup di Indonesia kelihatan banyak, namun untuk standart hidup di Jerman uang tersebut sangatlah tidak cukup. Namun demikian, banyak juga beberapa orang dari kalangan tersebut yang berhasil menabung dan berlibur ke negara Asia seperti Indonesia ataupun Thailand. Di Indonesia bule dari kalangan ini akan dianggap kaya, karena mereka mampu berlibur ke luar negeri, meski sebenarnya mereka dari kalangan pengangguran atau memiliki uang yang sangat terbatas. Alasan mereka memilih Indonesia untuk berlibur adalah harga-harga yang murah dibandingkan dengan di negara mereka. Jadi, mereka bisa mengeluarkan sedikit uang untuk bergaya hidup mewah di Indonesia selama beberapa hari atau minggu. Banyak dari mereka yang akhirnya berkenalan dengan perempuan Indonesia. Kebanyakan perempuan-perempuan ini adalah dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sayangnya perempuan Indonesia akan gampang terlena melihat ciri fisik bule yang berkulit putih dan berhidung mancung. Selain itu, mereka berpikir, bahwa bule pasti punya banyak uang. Begitu juga dengan bule-bule tersebut. Wanita Indonesia yang memiliki typical ramah, penurut dan setia serta berkulit sawo matang memang menjadi magnet bagi mereka. Bayangkan saja, di negara mereka bule-bule ini sudah tidak ada yang mau, karena mereka miskin dan biasanya kurang berpendidikan ataupun ciri fisiknya yang seperti berperut gendut . Selain itu, kebanyakan dari mereka sudah berusia di atas 40 atau 45 tahun. Sedangkan di Indonesia mereka akan banyak disukai oleh wanita-wanita Indonesia yang langsing dan berkulit sawo matang nan eksotis. Bak gayung bersambut, banyak wanita-wanita Indonesia yang kesengsem dengan bule-bule tersebut. Mereka kemudian berkenalan di tempat-tempat wisata seperti Bali maupun kota-kota besar lainnya, ataupun banyak juga yang berkenalan melalui dunia maya. Setelah mereka berkenalan, mereka pada umumnya akan menikah dan sang istri akan diboyong ke Eropa. Memang tidak gampang untuk menikah dua negara, namun jika cinta sudah tumbuh, samudra pun pasti akan terbelah dengan sendirinya. Berdasarkan pengamatan penulis yang mengenal beberapa wanita Indonesia yang menikah dengan bule dari kalangan bawah, mereka pada umumnya akan sangat bahagia karena mereka telah menemukan pasangan hidup seorang pria bule. Namun banyak hal yang mereka tidak tahu, bahwa hidup di Eropa dalam hal ini Jerman adalah tidak mudah, apalagi dalam serba keterbasan ekonomi. Kembali ke tema bule miskin. Keidentikan bule dengan kaya, memang sepertinya sulit dihilangkan dari pandangan kebanyakan orang di Indonesia. Tapi bagi sebagian orang yang memiliki pengetahuan luas ataupun yang pernah berkunjung ke negara-negara bule, mereka tahu bahwa bule memang banyak yang miskin. Negara-negara Eropa bagian timur misalnya, negara-negara ini memiliki penduduk yang dapat dikategorikan sebagai bule, namun apabila kita melihat sisi ekonomi negara-negara tersebut, maka kita akan tahu bahwa negara-negara tersebut merupakan negara yang setara dengan Indonesia, atau bahkan lebih miskin. Jadi, bagi Anda pengagum atau penyuka bule, jangan cepat terlena akan 'kebulean' sesorang, karena tidak semua bule itu kaya dan punya banyak uang. Dan, di kota-kota besar Indonesia banyak orang Indonesia yang bergaji jauh dari gaji bule di Eropa ataupun Amerika. So, jangan terlena! Sumber foto Bild "Obdachloser-Bettler-Boden" von Lihat Sosbud Selengkapnya
Skip to content Pengertian dan Ciri-ciri Negara Miskin Terkebelakang. Pengerian negara miskin atau terbelakang adalah negara yang perekonomian āmiskin modalā atau dengan ātabungan dan investasi rendahā. Investasi bruto hanya berkisar 5-6 persen dari pendapatan nasional bruto sedangkan di negara industri adalah kira-kira sebesar 15-20 persen. Ada banyak sekali di dunia ini negara-negara yang masuk ke dalam kategori miskin, terutama di Benua Afrika dan Asia. Ciri-ciri dari negara miskin adalah sebagai berikut angka harapan hidup rendah tingkat pendidikan rendah Pada umumnya aktivitas masyarakat menggunakan sarana dan prasarana tradisional Perkembangan iptek lamban Pendapatan relatif rendah Sangat tergantung pada alam Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi Pengertian Negara Terbelakang adalah negara tidak mampu berdiri sendiri karena tidak memiliki sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan menstabilkan tingkat perekonomian negaranya sehingga dapat memengaruhi keadaan kehidupan masyarakat di negaranya. Selain itu, negara terbelakang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan terjadi hampir di seluruh wilayah negaranya
Jombang, NU OnlineKetua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama LAZISNU Kabupaten Jombang, Jawa Timur Ahmad Zainuddin menyebut kaum muslimin tidak boleh miskin mental, namun harus terus optimis menjalani hidup ini dengan bahagia dan menegaskan, ada empat hal ciri manusia yang memiliki sifat miskin mental. Empat hal tersebut bila masih hinggap dalam pikiran dan hati seseorang maka bisa dipastikan orang tersebut susah diajak berpikir maju serta sukses."Kata almarhum ayah saya, boleh miskin harta tapi jangan miskin mental. Karena miskin harta itu takdir tapi miskin mental itu penyakit," katanya kepada NU Online, Rabu 9/7.Lebih lanjut ia menjelaskan, miskin mental yang pertama yaitu suka bergaya dan bermuka melas agar dikasihani oleh orang lain. Sering sekali seorang pria dan utamanya perempuan memasang wajah sedih, kusam dan bingung di hadapan temannya dengan harapan menarik simpati."Setelah berhasil menarik simpati baru lah mereka mengajukan bantuan. Bantuan tersebut bisa berupa tenaga, pikiran, dan uang. Semisal, seorang pria ingin membeli handphone baru namun uangnya kurang," jelasnya. Lalu ia menemui temannya, lanjutnya dengan wajah kusut dan menceritakan jika handphone miliknya sudah jelek dan ingin beli yang baru. Dan ia bermaksud meminjam uang kepada sahabatnya tersebut."Miskin mental itu pertama macak melas biar dikasihani orang dan mudah nelongsoan merana, merasa paling sedih," ungkap pria yang biasa disapa Gok Dien manusia yang miskin mental selanjutnya yaitu mudah merasa terdzolimi padahal tidak ada yang berusaha menyakitinya. Sikap ini biasanya ditunjukkan oleh seseorang yang ingin mendapatkan perhatian dari orang lain. Orang yang berkarakter seperti ini umumnya pandai mendramisir sebuah kejadian."Mudah merasa didzolimi padahal tidak ada yang mendzolimi itu juga tanda orang bermental miskin," jelas Gok menambahkan ciri terakhir seseorang yang miskin karakter itu adalah malas kerja, tapi anehnya punya banyak keinginan yang aneh-aneh. Terkadang omongannya dilebih-lebihkan atau berangan jauh. Bagi seseorang yang memiliki empat karakter ini maka dianjurkan segera bertaubat dengan cara menebarkan senyuman dalam setiap proses hidup, tidak mudah mengeluh dalam melewati duri-duri kehidupan. "Pandai mengelola emosi, banyak ide dan pastinya mudah bergaul. Bila masih bingung, baca berbagai buku atau internet tentang makna hidup. Sering ada orang yang malas bekerja tapi waktu ngomong kepada temannya punya banyak keinginan. Ini ciri orang miskin secara mental," tutup Gok Dien. Syarif Abdurrahman/Muiz
ciri ciri bule miskin